Senin, 23 Maret 2009

RUGI BESAR AKIBAT ROKOK


Pada 31 Mei masyarakat dunia kembali memperingati Hari Bebas Tembakau Sedunia" (No Tobacco Day). Sebagaimana diketahui bahwa setiap peringatan hari tersebut semua pihak diminta untuk menyadari dan mau menciptakan lingkungan yang bebas dari asap rokok. Alhasil, semua orang bisa bernapas lega dengan menghirup udara bersih.

Imbauan tersebut untuk sebagian orang tentu tidak mudah mematuhinya, apalagi bagi perokok aktif. Sulit memang untuk berhenti merokok meski dalam setiap bungkus rokok pemerintah atau pengusaha selalu mencantumkan tentang peringatan bahaya rokok. Peringatan tersebut adalah "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin". Peringatan tersebut ada di setiap bungkus rokok.

Akan tetapi, hal itu tidak membawa pengaruh yang cukup signifikan untuk mengatakan berhenti merokok. Keadaan ini dapat kita lihat dengan besarnya nyali perokok untuk mengisap rokoknya, kemudian mengepulkan asapnya.

Menyikapi hal demikian, dan meskipun 'bukan merupakan' kebutuhan pokok, rokok sangat digemari oleh banyak orang. Dalam realitas kehidupan sehari-hari, rokok merupakan barang yang sering dibeli oleh konsumen secara terus-menerus, tanpa peduli berapa pun harganya.

Penanggulangan masalah rokok di Indonesia memang sangat dilematis. Di satu sisi, industri rokok dianggap sebagai penghasil pajak paling besar dibandingkan dengan sektor lain. Misalnya, dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara berupa pembayaran cukai. Singkat kata, industri rokok adalah industri padat karya dan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa.

Seperti di Kudus misalnya, banyak masyarakat di sana yang mata pencahariannya bergantung pada industri rokok. Kemudian di bidang olahraga pun pabrik rokok sering menjadi sponsor utama yang tidak kalah pentingnya. Keadaan tersebut sangat menyulitkan bagi pemerintah untuk mengurangi produksi rokok mengingat keberadaannya yang cukup penting di segala lini kehidupan masyarakat.

Meski keberadaannya memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat, tetapi banyak penyakit yang ditimbulkan akibat merokok. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama. Beberapa penyakit yang cukup berisiko tinggi pun siap menghampiri pemakainya, seperti impotensi, kanker paru-paru, jantung koroner, bronchitis kronis, dan sebagainya.

Penelitian para ahli saraf dari tim Jurusan Neurologi Universitas Cincinnati, Amerika Serikat yang telah melakukan penelitian selama 20 tahun, bahkan membuktikan bahwa merokok menyebabkan stroke jenis subarachnoid hemorrage (SAH) yang ditandai dengan pendarahan otak.

10 Tipe kanker

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan mengisap satu hingga sembilan batang rokok sehari meningkatkan risiko kanker paru 4,6 kali lipat dibandingkan dengan tidak merokok.

Sementara itu, penelitian terakhir oleh United State Surgeon General (AS) menunjukkan ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Mereka juga menemukan bahwa pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan dengan yang bukan perokok, sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda.

Hal yang lebih mengejutkan, menurut laporan Departemen Kesehatan AS bahwa penyebab tertinggi kasus kematian dalam setiap tahun di AS ternyata penyakit akibat merokok. Urutan dari tujuh penyebab kasus kematian terbanyak di AS yang dikutip dari laporan kematian tahunan (Comparative Causes Of Annual Deaths) selama tahun 2000 dari United States Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control (dibulatkan dalam ribuan) adalah:

#Penyakit akibat merokok 430.000 orang.
#Minuman keras 81.000 orang.
#Kecelakaan lalulintas 41.000 orang.
#Pembunuhan 30.000 orang.
#Bunuh diri 19.000 orang.
#AIDS 17.000 orang.
#Penyalahgunaan obat 14.000 orang.

Dari gambaran data ini, tampak bahwa di negara yang menghalalkan minuman keras pun, kematian akibat merokok (430.000) jauh lebih besar dari kematian akibat minuman keras (81.000). Kematian akibat merokok di Amerika Serikat hampir enam kali lebih besar daripada kematian akibat minuman keras. (Mas Ahmad Yasa, hal. 207).

Di Indonesia, perkembangan kebiasaan merokok terus saja meningkat dari waktu ke waktu, tetapi kita tidak boleh berhenti untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu masyarakat diberikan penyuluhan tentang bahaya rokok. Penyuluhan itu bertujuan mensosialisasikan kebiasaan merokok yang bisa membunuh.

Namun yang lebih utama, penyuluhan tersebut harus ditujukan kepada remaja. Kebanyakan para perokok mulai mengisap rokok pada usia remaja. Dan yang lebih penting di sekolah-sekolah, penerapan hukuman bagi siswa yang kedapatan merokok harus diberikan sanksi yang lebih serius.

Di samping itu, bagi mereka yang belum bisa berhenti merokok, hendaknya dapat merokok di ruang-ruang tertentu sebagai kawasan bebas rokok. Singapura menerapkan ruang khusus sebagai kawasan bebas rokok, kemudian juga negara itu menegaskan bahwa mesin penjual rokok dinyatakan ilegal dan melarang perusahaan rokok menjadi sponsor acara publik (Ardiningtiyas, 2006)

Beberapa negara telah menerapkan aturan cukup keras bagi para perokok. Di Indonesia, perlu juga dipikirkan langkah-langkah untuk membuat aturan yang tegas. Kebijaksaan dan aturan itu paling tidak dapat memberikan kenyamanan bagi orang yang tidak merokok. Namun, yang lebih utama adalah untuk menjaga perkembangan hak-hak remaja ataupun anak-anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang bebas dari asap rokok.

Kondisi ini harus segera diantisipasi, sebab jika tidak dikhawatirkan kebiasaan merokok di kalangan generasi muda akan meningkat dan itu sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia sebagai generasi penerus bangsa.

Semoga saja dalam memperingati hari bebas rokok sedunia kali ini, masyarakat bisa menyadari akan bahaya rokok bagi kesehatan.

Dengan demikian, bagi perokok atau yang baru mencoba untuk merokok hendaknya segera menghentikan kebiasaan tersebut, dengan menegaskan kepada diri sendiri bahwa merokok lebih banyak ruginya daripada manfaatnya.


Sumber :
Oksidelfa Yanto, Peneliti CSIS, Jakarta
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/opini/1id61507.html
3 Juni 2008

Sumber Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1l3pfKB67R3x2PifWhBUuItwd1X_ib0MbXr8hm1AdxL4Or8Z0JGQlAW8IAL9mJhhC7_K2vzUA_UAjWcrafLA0qWw4PDy7EBtCdlrXqUCv8vXF5cpRz465JCP6aFe5YzfP4wsTzhAbIQo/s400/perokok+pasif.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar