Minggu, 13 Desember 2009

Rokok Membunuh Lima Juta Orang Setiap Tahun


Tembakau/rokok membunuh separuh dari masa hidup perokok dan separuh perokok mati pada usia 35 – 69 tahun. Data epidemi tembakau di dunia menjunjukkan tembakau membunuh lebih dari lima juta orang setiap tahunnya. Jika hal ini berlanjut terus, pada tahun 2020 diperkirakan terjadi sepuluh juta kematian dengan 70 persen terjadi di negara sedang berkembang.


Hal itu dikatakan Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH, dalam sambutan yang dibacakan Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dirjen P2PL Depkes ketika membuka Temu Karya Peringatan Kesehatan akan Bahaya Rokok di Jakarta tanggal 12 Desember 2009.

Menurut Menkes, tingginya populasi dan konsumsi rokok menempatkan Indonesia menduduki urutan ke-5 konsumsi tembakau tertinggi di dunia setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang dengan perkiraan konsumsi 220 milyar batang pada tahun 2005.

Padahal rokok/tembakau dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular seperti jantung dan gangguan pembuluh darah, stroke, kanker paru, dan kanker mulut. Di samping itu, rokok juga menyebabkan penurunan kesuburan, peningkatan insidens hamil diluar kandungan, pertumbuhan janin (fisik dan IQ) yang melambat, kejang pada kehamilan, gangguan imunitas bayi dan peningkatan kematian perinatal.

Rokok mengandung lebih dari empat ribu bahan kimia, termasuk 43 bahan penyebab kanker yang telah diketahui, sehingga lingkungan yang terpapar dengan asap tembakau juga dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang serius, ujar Menkes.

Di masa mendatang masalah kesehatan akibat rokok di Indonesia semakin berat karena 2 diantara 3 orang laki-laki adalah perokok aktif. Lebih bahaya lagi karena 85,4% perokok aktif merokok dalam rumah bersama anggota keluarga sehingga mengancam keselamatan kesehatan lingkungan. Selain itu, 50 persen orang Indonesia kurang aktivitas fisik dan 4,6 persen mengkonsumsi alkohol, kata Menkes.

Lebih 43 juta anak Indonesia serumah dengan perokok dan terpapar asap tembakau. Padahal anak-anak yang terpapar asap tembakau dapat mengalami pertumbuhan paru yang lambat, lebih mudah terkena bronkitis dan infeksi saluran pernapasan dan telinga serta asma. ”Kesehatan yang buruk di usia dini menyebabkan kesehatan yang buruk di saat dewasa”, imbuh Menkes.

Dengan mengutip data The Global Youth Survey Tahun 2006, Menkes menambahkan, 6 dari 10 pelajar (64,2%) yang disurvei terpapar asap rokok selama mereka di rumah. Lebih dari sepertiga (37,3%) merokok, bahkan 3 diantara 10 pelajar atau 30,9% pertama kali merokok pada umur dibawah 10 tahun.

Menurut Menkes meningkatnya jumlah perokok di kalangan anak-anak dan kaum muda Indonesia karena dipengaruhi iklan rokok, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar.

Konsumsi rokok menimbulkan kerugian langsung bagi perokok dan keluarganya, terlebih bagi keluarga miskin. Rata-rata pengeluaran keluarga miskin untuk konsumsi rokok cukup besar. Alih-alih untuk perbaikan gizi keluarga dan pendidikan anak, justru pendapatan yang terbatas dibelanjakan untuk rokok, ujar Menkes.

Padahal dengan mengurangi konsumsi rokok di kalangan keluarga miskin, maka subsidi pemerintah untuk pelayanan kesehatan yang menderita penyakit-penyakit akibat rokok dapat dikurangi, ujar Menkes.

Dalam pengendalian masalah tembakau, terdapat polemik bahwa cukai rokok dianggap sebagai pendapatan utama Pemerintah Pusat dan Daerah, disamping citra positif yang ditonjolkan industri rokok kepada masyarakat melalui tanggung jawab sosial seperti pemberian bea siswa, penghargaan bagi kelompok usaha kecil dan sponsorship acara olahraga bergengsi, pagelaran musik dan lain-lain. ”Inilah tantangan yang harus dihadapi dalam melindungi generasi muda dari bahaya rokok”, ujar Menkes.

Pada kesempatan itu Menkes mengajak dan menghimbau seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama melindungi generasi muda dari bahaya asap rokok. ”Marilah kita ciptakan lingkungan yang bersih dan bebas asap rokok, sehingga generasi muda kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh, berkualitas dan siap membangun negara kita”, imbuh Menkes.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, secara jelas menyatakan pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif ( yang meliputi tembakau & produk yang mengandung tembakau ) harus memenuhi standar dan/atau persyaratan yang ditetapkan. Selain itu, setiap orang yang memproduksi dan atau memasukkan rokok ke wilayah Indonesia wajib mencantumkan peringatan kesehatan. Dalam UU itu juga mengatur tentang Kawasan Tanpa Rokok guna melindungi masyarakat dari bahaya asap rokok.

Temu karya diikuti sekitar 600 orang dari berbagai unsur yaitu Depdiknas, Depkes, PGRI, mahasiswa Universitas Negeri dan Swasta dan BEM se Jabodetabek, Siswa SMA dan SMK beserta para guru, organisasi keagamaan, organisasi internasional, LSM pemerhati masalah tembakau dan media massa.

Tujuan pertemuan adalah untuk meningkatkan keterlibatan tokoh masyarakat, media massa, para petugas kesehatan, para pendidik dan generasi muda untuk bersama-sama melindungi masyarakat dari bahaya rokok.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 52907416-9, 52921669, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id.

Sumber :
http://m.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=3646
12 Desember 2009

Sumber Gambar:
http://api.ning.com/files/aHupB4RRWqMrnscMV*3e48kdihraOL6GrQhNIcu-p-ZbIMWUN89LKtVnN*4a8MU33ZqmH4kv--rwxfF3rzYSglKWuRHLyG9T/smoke3ci.jpg

Minggu, 06 Desember 2009

Cara Sederhana Berhenti Merokok


Sebelum membaca tulisan ini saya ingin bertanya dulu, apakah saat ini anda ingin menghentikan kebiasaan merokok? Kalau benar ada keinginan itu dari lubuk hati anda yang paling dalam, saya pribadi mengucapkan selamat. Keputusan yang anda ambil tersebut sangat tepat demi kesehatan diri anda sendiri dan orang orang di sekitar anda. Melihat tingginya harga sebungkus rokok akhir akhir ini, keputusan tersebut juga sangat bermanfaat bagi kesehatan kantong anda.

Setelah anda mantap dengan keputusan itu, mulailah membuang segala hal yang berhubungan dengan rokok. Tidak hanya rokok dan alat penghisapnya, buang juga korek api, asbak dan semua yang berhubungan dengan rokok. Saat ini anda bukan lagi perokok jadi anda tidak memerlukan benda benda itu lagi.

Bersihkan semua benda yang ada di rumah anda yang masih menyimpan bau rokok. Hal ini bertujuan untuk menghindari munculnya ingatan lagi akan bau rokok. Cuci baju, sprei, handuk, selimut dan semua semuanya. Bila ada dana, belilah pengharum ruangan sehingga ruangan anda betul betul berubah dan tidak tercium lagi aroma rokok yang bisa memunculkan kerinduan terhadap rokok.

Jangan mencoba coba mencari pengganti rokok yang mengandung nikotin. Banyak dijual di pasaran permen karet yang mengandung nikotin sehingga anda bisa terbebas dari rokok tetapi anda akan makin terikat dengan nikotin. Memang banyak ahli yang menganjurkan cara ini, hanya saja harus dilakukan sesuai dengan anjuran dan dosis yang tepat.

Alangkah baiknya bila permen nikotin anda ganti dengan permen karet atau permen mints sehingga menghilangkan aroma rokok pada mulut anda. Hilangnya rasa rokok pada mulut lama lama akan membuat anda melupakan rokok untuk seterusnya.

Biasanya perokok mempunyai jadual merokok yang tidak tertulis. Misal mereka merokok sehabis makan, merokok saat ngeblog, merokok saat antre kendaraan dan lain lain. Buatlah kegiatan lain pada waktu waktu itu sehingga anda tidak mengisi waktu itu dengan merokok. Misal sehabis makan anda bisa mengunyah permen atau makanan penutup. Saat ngeblog anda bisa makan kudapan, saat antre kendaraan anda bisa browsing atau membaca buku. Tidak mudah memang tetapi bila dilakukan dengan tekad penuh maka akan bisa anda lakukan.

Berolah raga dan minum cukup air akan membantu anda melupakan rokok. Aktifitas ini akan membuat tubuh anda tambah sehat dan membantu mengeluarkan toksin dan bahan bahan buruk dari rokok keluar dari tubuh. Berolah raga juga membuat anda melupakan rokok karena asyik berolah raga apalagi bila olah raga dilakukan di lingkungan yang banyak ada orang sehingga anda bisa bergaul juga.

Demikian sekelumit cara untuk mengenyahkan rokok dari hidup anda. Semua cara diatas akan berhasil bila memang ada tekad dari diri anda untuk berhenti merokok.

Sumber :
http://www.blogdokter.net/2008/03/20/cara-sederhana-berhenti-merokok/

Sumber Gambar :
http://www.rileks.com/images/content/11918204030.jpg
http://book.store.co.id/modules/store/images/kesehatan_stop%20smoking.jpg

"Pabrik" Bakteri Bernama Rokok

Dalam urusan kandungan zat toksik, rokok mungkin juaranya. Namun rokok ternyata juga tak kalah dalam kandungan bakteri. Para ilmuwan dari Universitas of Maryland mengatakan, berdasarkan penelitian DNA yang dilakukan diketahui bahwa rokok terkontaminasi oleh ratusan tipe bakteri. Ini berarti, mungkin jumlah bakteri dalam rokok setinggi dengan kandungan bahan kimia.

"Beberapa rokok yang kami tes ternyata dipenuhi bakteri, seperti hipotesa kami selama ini. Namun kami tidak menyangka jumlahnya sebanyak ini dan bisa menginfeksi manusia," kata Amy R. Sapkota, asisten profesor dan peneliti dari University of Maryland School of Public Health.

Dalam risetnya, Sapkota dan ahli mikrobioal ekologi menguji kandungan bakteri dalam beberapa merek rokok yang cukup populer, yakni C, KFK, LS, dan M dan menemukan empat jenis bakteri yang serupa pada masing-masing rokok.

Berbagai jenis bakteri tersebut berkaitan dengan infeksi yang terjadi di paru-paru, darah, dan polusi udara. Bakteri yang berhasil diidentifikasi oleh para peneliti antara lain Acinetobacter (infeksi paru dan darah), Bacillus (berkaitan dengan anthrax dan keracunan makanan), Burkholderia (beberapa tipenya menyebabkan infeksi saluran napas), Klebsiella (infeksi paru dan darah), serta Pseudomonas aeruginosa (tipe bakteri yang menyebabkan 10 % infeksi di rumah sakit).

Menurut Sapkota, bila bakteri tersebut bisa bertahan dalam proses merokok, dan diduga mereka pasti mampu, besar kemungkinan bakteri-bakteri ini akan menyebabkan infeksi dan penyakit kronik pada perokok dan perokok pasif.

Kendati implikasi bakteri ini bagi kesehatan manusia masih belum jelas, namun para peneliti berencana untuk melanjutkan riset mereka untuk memahami kaitannya dengan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok. Pertanyaan besar yang masih harus dijawab adalah apakah bakteri tadi mampu bertahan dalam proses pembakaran rokok lalu masuk ke dalam paru perokok dan tinggal di sana. AN - Editor: acandra - Sumber : WebMD

Sumber :

http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/12/01/17382381/Pabrik.Bakteri.Bernama.Rokok

1 Desember 2009

Rokok Dalam Angka

Rp 130 triliun

Biaya konsumsi tembakau di Indonesia tiap tahun. Penerimaan cukai tembakau tiap tahun sekitar Rp 16,5 triliun.

5,4 Juta

Orang meninggal dalam setahun karena penyakit yang berkaitan dengan rokok, seperti kanker paru dan penyakit jantung.


100 juta

Orang di dunia terbunuh oleh tembakau pada abad ke-20.


37,3%

Pelajar Indonesia pernah merokok, dan 31 persen pertama kali merokok di bawah usia 10 tahun.
8 juta

8 juta

Orang per tahun diperkirakan mengalami kematian akibat tembakau pada 2030.Dan selama abad ke-21 diperkirakan tembakau membunuh satu miliar orang.


427.948

Perokok meninggal di Indonesia, dalam setahun. Angka ini setara dengan 22,5 persen total kematian di Indonesia.


20%

Dari pendapatan rata-rata ( Rp 20 ribu per hari) penduduk Indonesia digunakan untuk membeli rokok.


82%

Perokok di dunia ingin berhenti merokok. Hanya 2 persen yang berhasil tanpa bantuan.

Sumber :
IAKMI, Susenas, GYTS, WHO, Komnas Pengendalian Tembakau
Thanks to this blog : ghozan dalam :
http://bebasrokok.wordpress.com/
13 Oktober 2009

Kota Bogor Bebas Asap Rokok 2010

Pada 2010, Kota Bogor ditargetkan sudah menjadi daerah yang bebas asap rokok.

Hal itu terungkap dalam pertemuan perumusan strategi penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan mengambil kebijakan di institusi pendidikan, Balaikota Bogor, Kamis (15/10). Demi tercapainya target tersebut, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah membuat Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang KTR yang telah diajukan ke DPRD dan hingga kini masih tahap pembahasan DPRD.

Wali Kota Bogor Diani Boediarto yang diwakili Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan, Eddy S Warsa, mengatakan, dengan Perda KTR yang akan diterbitkan, diharapkan bisa lebih memacu semangat untuk semua pihak bekerja lebih keras, lebih cerdas, dan lebih ikhlas. "Agar tahun 2010 Kota Bogor bebas dari asap rokok akan bisa terwujud. Makanya, harus ada upaya-upaya yang lebih inovatif dan kreatif dengan lebih banyak lagi melibatkan elemen masyarakat," kata Edy.

Kini, respons positif datang dari banyak kalangan akan inisiatif Pemerintah Kota Bogor untuk mewujudkan kota bebas asap rokok. Survei yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) No Tobacco Community dengan Dinas Kesehatan menyebutkan, sembilan dari 10 warga Kota Bogor setuju dengan penerapan kebijakan 100 persen bebas asap rokok di ruangan tertutup, tempat umum, tempat kerja, dan transportasi umum.

Hasil survei juga menyebutkan lebih dari 90 persen perokok aktif di Kota Bogor telah mendukung langkah pemerintah menerapkan kebijakan tersebut. "Aspirasi ini sudah diserap dengan baik oleh anggota DPRD Kota Bogor yang telah memberikan lampu hijau terhadap raperda tentang KTR yang diajukan Pemerintah Kota Bogor untuk segera disahkan," paparnya. (DD/OL-04)

Sumber :
Dede Susanti
http://www.mediaindonesia.com/read/2009/10/16/100600/123/101/Kota-Bogor-Bebas-Asap-Rokok-2010
16 Oktober 2009

Minggu, 26 Juli 2009

Stop Rokok dengan Terapi SEFT

DALAM 5 x 25 menit, kecanduan merokok bisa hilang dengan melakukan terapi SEFT (Spiritual, Emotional, Freedom, Technique). Terapi yang dilakukan dengan mengetuk ringan dengan 2 ujung jari atau yang disebut tapping di bagian tubuh tertentu, sehingga bisa kita lakukan sendiri.

Awalnya, pecandu diminta untuk mencium bau rokok yang biasa dihisapnya, ini adalah langkah awal yang disebut dengan the set-up yang bertujuan untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita terarahkan dengan tepat. langkah ini dilakukan untuk menetralisir pikiran negatif yang spontan dari mencium bau rokok itu, yang pasti para perokok masih ingin menghisapnya. Setelah itu terapis akan menekan dada kita, tepatnya di sekitar dada atas.

Kemudian, terapis akan akan melakukan tapping di titik-titik tubuh yang merupakan titik aliran energi kita, yang jika diketuk beberapa kali akan berdampak pada ternetralisirnya gangguan emosi atau rasa sakit yang kita rasakan. Titik-titik tersebut adalah bagian atas kepala, titik permulaan alis mata, diatas tulan di samping mata, 2 cm di bawah kelopak mata, tepat di bawah hidung, diantara dagu dan bagian bawah bibir, di ujung tempat bertemunya ulang dada, di bawah ketiak, di perbatasan antara tulang dada dan bagian bawah payudara, dan di bagian dalam tangan yang berbatasan dengan telapak tangan.

Setelah tapping selesai, perokok diminta untuk mencium bau rokok kembali, lalu menghisapnya. Alhasil, mereka mengatakan Pusing, pahit, getir dan tidak mau mengisap lagi.

Seperti yang dilakukan para terapis SEFT dalam acara Stop Rokok Buat Hidupmu di Aula Wisma Menpora, Sabtu (31/5). Mereka melakukan terapi untuk menghentikan kebiasaan dan kecanduan merokok para siswa SMP-SMA yang sudah menjadi perokok.

"Baru tadi pagi saya terakhir merokok, setelah diterapi seperti ini, kok tiba-tiba rokok yang tiap hari saya hisap rasanya aneh, pahit dan getir, baunya juga tidak enak. "Semoga ini bertahan lama, saya niat tidak mau merokok lagi," ujar Yanto (20), yang bera sal dari Bogor salah satu perokok yang mengikuti terapi tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, penemu metode SEFT Ahmad Faiz Zainuddin mengungkapkan bahwa SEFT tidak hanya mampu menghilangkan kecanduan merokok, tapi bisa juga menghilangkan stres, phobia, alergi, trauma, dan lain-lain."SEFT sangat universal dan sangat mudah dilakukan," ujar Faiz. (C5-08) (31 Mei 2008)

Sumber :
http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/31/15554321/stop.rokok.dengan.terapi.seft
26 Juli 2009

Tujuh Langkah Melupakan Rokok

BERHENTI merokok tidaklah semudah membalik telapak tangan. Menurut direktur pendidikan masyarakat di American Lung Association of New Yo di New York City, Rami Bachiman, hanya 10 persen di antara 20 juta perokok yang mencoba berhenti tiap tahun akhirnya mencapai sukses.

Ada bermacam-macam strategi yang dapat digunakan untuk menolong diri sendiri seperti membuat tangan tetap sibuk mengunyah wortel, menghela napas panjang di udara segar, minu air putih, atau bahkan menghadiahi diri sendiri.

Kendatipun demikian berikut ini beberapa cara yang dapat meningkatkan peluang Anda untuk berhasil berhenti merokok dan tidak kembali lagi ke kebiasaan semula selama minggu-minggu pertama yang sangat kritis :

1. Catat kemajuan Anda. Bila Anda mencoba berhenti merokok secara pelan-pelan tetapi mantap, yang penting Anda perbuat adalah menetapkan kapan Anda akan betul-betul meninggalkan rokok. Akan tetapi sementara itu, catat setiap batang rokok yang Anda isap-di mana dan dalam kondisi apa, saran Don R. Powel, Ph.D. ketua American Institute for Preventive Medicine di Farmingto Hills, Michigan, yang juga seorang mantan perokok. Ini aka memudahkan Anda mengidentifikasi situasi-situasi yang menyebabka Anda merokok lalu menentukan perilaku alternatif sebagai penggant merokok.

2. Tahan keinginan Anda. Apabila Anda berhenti merokok secara bertahap, tiap kali Anda merasakan dorongan untuk merokok' tunggu lima menit sebelum menyalakannya', kata Dr. Powell. Setelah beberapa hari, perpanjang penundaan itu hingga 10 menit. Beberapa hari kemudian, perpanjang lagi menjadi 15 menit, dan seterusnya. "Anda akan menemukan bahwa dorongan untuk merokok semakin lama akan menghilang semakin cepat," katanya.

3. Cari pertolongan. Entah Anda ingin berhenti secara mendadak atau secara bertahap dengan pelan-pelan mengurangi banyak rokok yang Anda isap, alangkah baiknya bila ada orang yang memberikan dukungan. Dengan dukungan dari beberapa orang, hasilnya akan
jauh berbeda. Mintalah dukungan dari teman-teman dan keluarga, atau dari perkumpulan yang sama-sama ingin berhenti merokok.

4. Minum sari jeruk. Bagian paling sulit dari cara berhenti langsung dan menyeluruh, yang paling populer (tetapi bukan paling menjamin keberhasilan), adalah ketika Anda harus mengatasi reaksi-reaksi akibat hilangnya asupan nikotin, dan ini bisa berlangsung selama satu atau dua pekan. Akan tetapi Anda akan lebih mudah mengatasi reaksi-reaksi seperti mudah tersinggung, cemas, bingung, sulit konsentrasi, dan sulit tidur akibat penghentian asupan nikotin secara jauh lebih cepat apabila Anda banyak meminum sari jeruk selama masa itu. Itu karena sari jeruk membuat urin Anda lebih asam, jadi lebih cepat mengusir nikotin dari tubuh Anda, kata Thomas Cooper, D.D.S., seorang peneliti ketergantungan nikotin dan dosen ilmu kesehatan mulut di University of Kentucky di Lexington.

Selain itu rasa jeruk dalam mulut bisa membuat Anda merasa bahwa rokok tidak enak. Akan tetapi, bila Anda berhenti merokok dengan bantuan permen karet atau plester mengandung nikotin dari dokter, hindari minum sari jeruk dan minuman-minuman asam lain, karena dengan obat itu Anda ingin agar nikotin tetap ada dalam sistem Anda.

5. Bayangkan bahwa Anda sedang flu. Sebelum memberikan permen karet atau plester mengandung nikotin, ada dokter yang biasan meminta pasien yang ingin berhenti merokok agar membayangkan bahwa mereka sedang sakit flu.

Menurut Douglas E Jorenby, koordinator kegiatan klinis di Center for Tobacco Research and Intervention di University of Winsconsin medical School, gejala-gejala ketergantungan ini mirip dengan flu. Anda mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, lesu. Dan seperti ketika sedang flu, tidak banyak yang dapat Anda perbuat selain menunggu sampai mereda dengan sendirinya. Akan tetapi Anda akan mampu melewatinya. Selama Anda tidak menyerah dan kembali ke kebiasaan semula, reaksi ketergantungan itu akan hilang dalam seminggu atau dua minggu."

6. Jauhi bar dart kafe. Godaan terbesar untuk merokok lagi adalah ketika Anda pergi ke bar atau kafe, kata Dr. Jorenby. "Bagi banyak orang, kalau tangan yang satu memegang minuman, tangan yang lain harus memegang rokok. Oleh sebab itu jauhi dulu bar atau kafe selama setidaknya dua minggu pertama setelah berhenti merokok." Sebaliknya, sering-seringlah pergi ke perpustakaan, tempat ibadah, dan tempat-tempat umum lain yang melarang orang merokok. "Orang yang berhenti merokok tidak usah bersumpah tidak akan ke bar atau ke kafe lagi, tetapi berdasarkan pengalaman kami, tempat itu mengundang risiko tinggi bagi Anda, kecuali bila Anda telah berhasil mengatasi keinginan untuk merokok."

7. Tulis surat kepada istri tercinta. Ketika ketergantungan nikotin menyerang Anda, alih-alih mengambil rokok dan korek api, angkatlah pena kemudian tulis surat kepada istri Anda yang menerangkan mengapa merokok sangat penting dalam hidup Anda, kata Robert Van de Castle, ' Ph.D., profesor emeritus di University of Virginia Medical Center di Charlottesville. Dalam surat itu, cobalah menerangkan mengapa Anda meneruskan kebiasaan itu walaupun tahu bahwa itu akan mengurangi umur Anda dan mungkin tidak akan dapat menyaksikan putra Anda lulus dari perguruan tinggi, menikah atau peristiwa penting lain. (29 Mei 2008)

Sumber :
http://www.kompas.com/read/xml/2008/05/29/08462178/tujuh.langkah.melupakan.rokok
26 Juli 2009

Senin, 23 Maret 2009

RUGI BESAR AKIBAT ROKOK


Pada 31 Mei masyarakat dunia kembali memperingati Hari Bebas Tembakau Sedunia" (No Tobacco Day). Sebagaimana diketahui bahwa setiap peringatan hari tersebut semua pihak diminta untuk menyadari dan mau menciptakan lingkungan yang bebas dari asap rokok. Alhasil, semua orang bisa bernapas lega dengan menghirup udara bersih.

Imbauan tersebut untuk sebagian orang tentu tidak mudah mematuhinya, apalagi bagi perokok aktif. Sulit memang untuk berhenti merokok meski dalam setiap bungkus rokok pemerintah atau pengusaha selalu mencantumkan tentang peringatan bahaya rokok. Peringatan tersebut adalah "merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin". Peringatan tersebut ada di setiap bungkus rokok.

Akan tetapi, hal itu tidak membawa pengaruh yang cukup signifikan untuk mengatakan berhenti merokok. Keadaan ini dapat kita lihat dengan besarnya nyali perokok untuk mengisap rokoknya, kemudian mengepulkan asapnya.

Menyikapi hal demikian, dan meskipun 'bukan merupakan' kebutuhan pokok, rokok sangat digemari oleh banyak orang. Dalam realitas kehidupan sehari-hari, rokok merupakan barang yang sering dibeli oleh konsumen secara terus-menerus, tanpa peduli berapa pun harganya.

Penanggulangan masalah rokok di Indonesia memang sangat dilematis. Di satu sisi, industri rokok dianggap sebagai penghasil pajak paling besar dibandingkan dengan sektor lain. Misalnya, dapat memberikan kontribusi terhadap pemasukan keuangan negara berupa pembayaran cukai. Singkat kata, industri rokok adalah industri padat karya dan memberikan sumbangan yang cukup besar dalam perekonomian bangsa.

Seperti di Kudus misalnya, banyak masyarakat di sana yang mata pencahariannya bergantung pada industri rokok. Kemudian di bidang olahraga pun pabrik rokok sering menjadi sponsor utama yang tidak kalah pentingnya. Keadaan tersebut sangat menyulitkan bagi pemerintah untuk mengurangi produksi rokok mengingat keberadaannya yang cukup penting di segala lini kehidupan masyarakat.

Meski keberadaannya memegang peranan penting bagi kehidupan masyarakat, tetapi banyak penyakit yang ditimbulkan akibat merokok. Penyakit tersebut merupakan penyebab kematian utama. Beberapa penyakit yang cukup berisiko tinggi pun siap menghampiri pemakainya, seperti impotensi, kanker paru-paru, jantung koroner, bronchitis kronis, dan sebagainya.

Penelitian para ahli saraf dari tim Jurusan Neurologi Universitas Cincinnati, Amerika Serikat yang telah melakukan penelitian selama 20 tahun, bahkan membuktikan bahwa merokok menyebabkan stroke jenis subarachnoid hemorrage (SAH) yang ditandai dengan pendarahan otak.

10 Tipe kanker

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan mengisap satu hingga sembilan batang rokok sehari meningkatkan risiko kanker paru 4,6 kali lipat dibandingkan dengan tidak merokok.

Sementara itu, penelitian terakhir oleh United State Surgeon General (AS) menunjukkan ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Mereka juga menemukan bahwa pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda dibandingkan dengan yang bukan perokok, sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda.

Hal yang lebih mengejutkan, menurut laporan Departemen Kesehatan AS bahwa penyebab tertinggi kasus kematian dalam setiap tahun di AS ternyata penyakit akibat merokok. Urutan dari tujuh penyebab kasus kematian terbanyak di AS yang dikutip dari laporan kematian tahunan (Comparative Causes Of Annual Deaths) selama tahun 2000 dari United States Department of Health and Human Services, Centers for Disease Control (dibulatkan dalam ribuan) adalah:

#Penyakit akibat merokok 430.000 orang.
#Minuman keras 81.000 orang.
#Kecelakaan lalulintas 41.000 orang.
#Pembunuhan 30.000 orang.
#Bunuh diri 19.000 orang.
#AIDS 17.000 orang.
#Penyalahgunaan obat 14.000 orang.

Dari gambaran data ini, tampak bahwa di negara yang menghalalkan minuman keras pun, kematian akibat merokok (430.000) jauh lebih besar dari kematian akibat minuman keras (81.000). Kematian akibat merokok di Amerika Serikat hampir enam kali lebih besar daripada kematian akibat minuman keras. (Mas Ahmad Yasa, hal. 207).

Di Indonesia, perkembangan kebiasaan merokok terus saja meningkat dari waktu ke waktu, tetapi kita tidak boleh berhenti untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan. Untuk itu, sangatlah perlu masyarakat diberikan penyuluhan tentang bahaya rokok. Penyuluhan itu bertujuan mensosialisasikan kebiasaan merokok yang bisa membunuh.

Namun yang lebih utama, penyuluhan tersebut harus ditujukan kepada remaja. Kebanyakan para perokok mulai mengisap rokok pada usia remaja. Dan yang lebih penting di sekolah-sekolah, penerapan hukuman bagi siswa yang kedapatan merokok harus diberikan sanksi yang lebih serius.

Di samping itu, bagi mereka yang belum bisa berhenti merokok, hendaknya dapat merokok di ruang-ruang tertentu sebagai kawasan bebas rokok. Singapura menerapkan ruang khusus sebagai kawasan bebas rokok, kemudian juga negara itu menegaskan bahwa mesin penjual rokok dinyatakan ilegal dan melarang perusahaan rokok menjadi sponsor acara publik (Ardiningtiyas, 2006)

Beberapa negara telah menerapkan aturan cukup keras bagi para perokok. Di Indonesia, perlu juga dipikirkan langkah-langkah untuk membuat aturan yang tegas. Kebijaksaan dan aturan itu paling tidak dapat memberikan kenyamanan bagi orang yang tidak merokok. Namun, yang lebih utama adalah untuk menjaga perkembangan hak-hak remaja ataupun anak-anak untuk tumbuh dalam lingkungan yang bebas dari asap rokok.

Kondisi ini harus segera diantisipasi, sebab jika tidak dikhawatirkan kebiasaan merokok di kalangan generasi muda akan meningkat dan itu sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia sebagai generasi penerus bangsa.

Semoga saja dalam memperingati hari bebas rokok sedunia kali ini, masyarakat bisa menyadari akan bahaya rokok bagi kesehatan.

Dengan demikian, bagi perokok atau yang baru mencoba untuk merokok hendaknya segera menghentikan kebiasaan tersebut, dengan menegaskan kepada diri sendiri bahwa merokok lebih banyak ruginya daripada manfaatnya.


Sumber :
Oksidelfa Yanto, Peneliti CSIS, Jakarta
http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/opini/1id61507.html
3 Juni 2008

Sumber Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1l3pfKB67R3x2PifWhBUuItwd1X_ib0MbXr8hm1AdxL4Or8Z0JGQlAW8IAL9mJhhC7_K2vzUA_UAjWcrafLA0qWw4PDy7EBtCdlrXqUCv8vXF5cpRz465JCP6aFe5YzfP4wsTzhAbIQo/s400/perokok+pasif.jpg

Minggu, 22 Maret 2009

RACUN ROKOK DI TANGAN KITA


Tak tahan hendak merokok, seusai sarapan, Rangga (bukan nama tulen), 30 tahun, pindah dari ruang makan demi menjauhkan asap tembakau dari anak-anak dan istrinya. Sambil selonjoran di sofa ruang televisi, dihembuskannya asap rokok panjang-panjang hingga menyesaki ruangan. Tak lama kemudian, sambil menggendong si kecil, istrinya menghampiri dan duduk di sampingnya. Saat itu juga Rangga mematikan rokoknya.

Kebiasaan itu banyak dilakukan perokok lain yang berniat menghindarkan anak dan istrinya menjadi perokok pasif. Padahal, studi awal tahun ini di Amerika Serikat mendapati racun asap rokok itu tetap mengendap di baju, rambut, dan seluruh tubuh si perokok. Meski menjauh dari anak dan perempuan (hamil), tetap saja menghadirkan risiko kesehatan. "Setelah rokok dimatikan, maka sang anak cenderung mendekat, seperti memeluk dan mencium mereka," ujar dokter Jonathan P. Winickoff, Ketua Peneliti dan asisten profesor pediatrik Harvard Medical School, seperti dikutip BBC.

Dia mengatakan menjauhkan rokok dari anak itu tidak efektif. Sebab, partikel racun asap rokok tetap berada dekat anak itu, sebagaimana di rambut dan baju si perokok. Apalagi jika sang ayah kerap merokok di lingkungan rumah dan di dalam mobil. Maka sedimen-sedimen racun rokok menempel di sofa, karpet, gorden, hingga jok mobil.

"Saat si anak bermain di lingkungan perokok, maka dia akan menghirup kandungan arsenik ataupun karbon monoksida," ujar Profesor Menaldi Rasmin, Spesialis Paru-paru (Konsultan) Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, seusai seminar mengenai rokok di Hotel Millenium, Jakarta, Selasa pekan lalu.

Adapun asap rokok berisi 250 gas bahan kimia dan metal beracun. Selain dua yang disebutkan Menaldi tadi, masih ada butane-racun yang ada di korek api gas, lalu polonium-210-zat karsinogen dengan radioaktif tinggi. Jenis zat ini pernah dipakai untuk membunuh bekas detektif Rusia, Alexander Litvinenko, pada 2006.

Kemudian berturut-turut, hidrogen sianida, butane, amonia, kromium, kadmium, dan masih banyak lagi. Dari penjelasan Menaldi, zat-zat beracun ini tidak diketahui mengendap berapa lama.

Nah, yang paling rentan terserang racun rokok tangan ketiga ini, menurut Menaldi, adalah anak pengidap hipereaktivitas saluran napas. "Sekitar 50 persen anak yang berbakat hipereaktivitas saluran napas berisiko tinggi terkontaminasi asap rokok," ujarnya. Ini bisa dikatakan alergi saluran napas yang dipicu keadaan lingkungan, termasuk dari lingkungan perokok.

Gejala awal bisa ditandai oleh batuk kecil. Lalu, batuknya menjadi produktif hingga mengakibatkan saluran napasnya becek. Jika terjadi peradangan di salah satu komponen saluran napas seperti bronkus, maka bisa mengakibatkan hipereaktivitas bronkus. Berlaku sama untuk komponen lain seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus.

Saat kinerja paru-paru terganggu, maka bisa membuat si anak kekurangan oksigen, sehingga mempengaruhi daya ingat, pertumbuhan, dan intelektualnya. "Oksigen kurang, otak menjadi lambat berpikir. Susah mengingat dan cepat lupa," kata profesor humoris itu. Namun, penyakit ini bisa berkurang atau menghilang di usia dewasa. Sebab, saluran napas pada anak masih terus berkembang. Jika terkena saat dewasa, maka lebih sulit sembuh. "Penyakit ini bisa genetik ataupun akibat lingkungan."

Dari studi Harvard Medical School, yang melibatkan 1.500 rumah tangga--baik keluarga perokok dan yang bukan, tercatat 95 persen sepakat bahwa racun rokok di tangan kedua sangat bahaya bagi anak dan 43 persen perokok percaya hal yang sama untuk racun rokok tangan ketiga.

Lebih jauh, perokok sendiri sudah mafhum bahwa mereka berisiko tinggi mengidap infeksi pernapasan, gangguan janin (bagi perempuan), sampai kanker dan impotensi.

Menurut data badan kesehatan PBB, WHO 2004, di tahun 2002 lebih dari 750 ribu orang Indonesia meninggal akibat rokok. Mereka menghabiskan lebih dari Rp 100 triliun dalam setahun untuk membeli lintingan tembakau dan cengkeh itu. Data demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia 2008 menunjukkan, 93 persen pecandu rokok adalah orang dewasa, sedangkan di bawah 20 tahun mencapai 7 persen.

Sumber :
HERU TRIYONO/NEW YORK TIMES/BBC

http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/02/26/brk,20090226-162125,id.html

Sumber Gambar :
http://thefaithfularmy.files.wordpress.com/2008/04/rokok.jpg

CINTAKU PADA ROKOK BERBUAH KANKER PARU DAN KANKER USUS


Bulan November 2005 adalah bulan kelabu dimana aku divonis dokter terkena kanker paru-paru dan harus dilakukan pengangkatan sebagian paru kanan atasku yang ada kankernya. Kejadiannya setelah Hari Raya Idul Fitri 2005 aku merasakan badanku yang kurang sehat dan cenderung setiap hari berat badanku turun 1/4 kg sementara aku makan seperti biasa.

Dari situlah aku memeriksakan diri ke laboratorium untuk melakukan general cek up, karena sejak berhenti sebagai atlit nasional, aku belum pernah cek up lagi. Dan hasil dari cek up itulah ketahuan kalau di paru sebelah kanan atasku ada tumor sebesar 6 (enam) sentimeter. Sebelumnya aku sudah ada perasaan kalau terkena kanker paru karena aku adalah perokok berat (satu hari rata-rata bisa sampai 60 batang rokok). Saat itu aku menerima dengan tegar karena aku merasa penyakit tersebut akibat dari kebiasaanku merokok sejak remaja.

Ironis memang, sementara aku adalah seorang mantan pemain bahkan kapten tim nasional di cabang softball era tahun 1980-1990, yang seharusnya hidup tanpa tembakau/rokok. Padahal sudah gak bosan-bosannya lingkungan di sekitarku menganjurkan aku untuk berhenti merokok tetapi aku menjawab dengan sombong bahwa aku kan atlit, jadi ada alasan untuk merokok tapi sehat. Memang saat itu tidak terlihat akibat dari rokok yang katanya bila seseorang itu merokok maka dia tidak akan kuat untuk berlari jauh, atau dengan kata lain perokok napasnya jadi pendek. Itu tidak terjadi pada diriku. Dan memang aku buktikan di setiap latihan atau dalam pelatnas (pemusatan latihan nasional) kondisi badanku oke-oke aja, jadi buat aku merokok tidak ada pengaruhnya sama sekali.


Anakku Albert Alvin Sompie, aku (Berthie Sompie), istriku Yayuk, dan anakku Talita Tamara Sompie. Kebetulan dokter yang memeriksaku setelah ada hasil dari foto rontgen adalah kakakku sendiri yang dokter spesialis paru (Dr. Menaldy Rasmin SpP(K) ). Setelah melalui pemeriksaan yang lebih mendetail yaitu dilakukan broncoscopy dan biopsy, tidak ada jalan lain kecuali dilakukan operasi pengangkatan paru kanan bagian atas yang telah terkena kanker.

Saat itulah aku mulai takut karena terus terang selama hidup aku belum pernah yang namanya sakit berkepanjangan apalagi operasi dan harus diopname. Aku mulai menghindar setiap kali kakakku menanyakan kapan siap dioperasi. Aku hanya menjawab besok, besok, dan besok, yang sebenarnya sih aku amat sangat ketakutan untuk operasi. Malahan aku sempat lari ke pengobatan alternatif. Ternyata tidak membuahkan hasil yang aku harapkan.

Aku lalu datang ke tempat praktek kakakku dan menanyakan akibatnya bila aku gak mau operasi (sewaktu aku ke pengobatan alternatif kakakku gak tau). Kakakku bilang kalau aku gak dioperasi akan terjadi pembengkakan di tubuh bagian kanan, mulai dari tangan kanan terus ke dada kanan. Nah kalau sudah terjadi pembengkakan maka tidak bisa dilakukan operasi, yang ada hanya bila sakit akan diberi obat anti sakit, bila sesak napas akan diberi obat sesak napas, dengan kata lain aku tinggal menghitung hari untuk mati. Di situlah aku makin ketakutan, menyerah serta pasrah untuk dioperasi.


PARU-PARUKU DIPOTONG
Operasi mulai disiapkan dan dijadwalkan karena operasi paru adalah operasi besar yang perlu persiapan yang mendetail, mulai dari periksa jantung, paru, gigi, tekanan darah, dan lain-lain yang memerlukan waktu beberapa hari. Di sini aku masih menawar pada kakakku, bahwa aku mau dioperasi tapi pemeriksaan persiapan operasi aku lakukan sambil jalan, jadi aku gak mau opname sejak pemeriksaan persiapan operasi dilakukan. Sebenarnya begini ini gak boleh, tapi karena fasilitas dari kakakku aku diijinkan melakukan pemeriksaan pra operasi tidak dengan nginap di rumah sakit.

Aku dijadwalkan dioperasi di RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta. Kebetulan lagi istriku kerja di RS Persahabatan sebagai dokter, dan memang RS Persahabatan adalah rumah sakit untuk paru-paru. Hampir semua pakar paru-paru ada di RS Persahabatan.

Aku baru masuk rumah sakit dua hari menjelang operasi yaitu tanggal 24 Desember 2005, dan operasi dilakukan tanggal 27 Desember 2005 jam 08.00 pagi. Operasi diperkirakan memakan waktu sekitar 5 (lima) jam. Saat itu aku merasakan takut yang amat sangat sehingga istriku diijinkan ikut masuk didalam kamar operasi untuk memberi semangat.

Aku baru sadar setelah operasi kira-kira jam 07.00 malam. Yang pertama aku lihat adalah istriku, anak-anakku, saudara-saudaraku, juga kakakku yang termasuk dalam tim dokter biarpun dia gak ikut menangani langsung. Kenapa semua orang-orang terdekatku bisa masuk kedalam ICU, karena dapat fasilitas dari direktur RS Persahabatan, sebab kakak dan istriku adalah dokter di RS tersebut.

Begitu sadar yang pertama kali aku tanya pada kakakku yaitu apakah penyakitku sudah hilang, yang dijawab dengan anggukan oleh kakakku. Aku sangat gembira mendengar bahwa aku sudah terbebas dari penyakit kanker paru yang telah mencapai stadium 3B (setelah potongan paru diperiksa di laboratorium).

Ternyata untuk pemulihan kondisiku yang diperkirakan sekitar lima hari di dalam ICU (intensive care unit) cukup aku jalani dua hari saja. Kondisi ini sangat menggembirakan baik untuk aku sendiri maupun keluarga dan tim dokter. Ini disebabkan masa laluku yang mantan seorang atlit nasional, jadi secara umum kondisi badanku bagus dan cepat melakukan pemulihan, di samping semangatku untuk sembuh sangat besar sekali.

Jadi aku dirawat di rumah sakit sejak masuk, operasi, dan pemulihan total selama 10 hari, padahal sebenarnya aku sudah siap mental untuk 20 hari.Bisanya pulang lebih awal mungkin karena kondisi fisikku saat dioperasi sangat baik sehingga pemulihannya lebih cepat dari yang diduga.

Di rumah aku mulai menyesuaikan dengan keadaanku yang baru yaitu harus melakukan fisioterapi atau rehab medik untuk memulihkan kondisiku dan juga menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk stadium penyakit kanker paruku.

KANKER LAIN DI USUS BESARKU
Dalam penantian yang lumayan lama aku mulai dijalari rasa takut akan hasil dari laboratorium tentang sudah stadium berapa kankerku ini. Selama penantian aku diharuskan berolahraga ringan, salah satunya berenang, dan itu aku lakukan. Saat mulai agak enakan kondisi badanku, aku merasakan sakit perut yang sangat hebat yang datangnya sesekali dan itu tidak aku hiraukan.

Semua keluargaku mengira sakit perutku akibat dari bertahun-tahun aku adalah pemakan cabai berat, yang apabila membuat sambal cabenya bisa mencapai 20 biji. Aku juga punya pikiran sama karena sakitnya hanya datang sesekali saja biarpun saat sakitnya datang aku merasakan sakit yang amat sangat. Hingga pada awal bulan kedua sejak aku dioperasi paru sakit perutku makin menjadi-jadi dan datang lebih sering sehingga aku sudah gak kuat menahannya dan aku minta diantar oleh istriku untuk ke dokter internis yang sudah pernah menangani aku.

Oleh dokter aku langsung diperiksa dengan USG dan dokter menaruh curiga didalam usus besarku ada sesuatu. Besoknya dilanjutkan dengan pemeriksaan colonoscopy (foto usus yang dilakukan lewat anus) dan ternyata benar dugaan dokter bahwa didalam usus besarku ada lagi tumor yang besarnya hampir menyumbat jalannya makanan di usus.

Sehari setelah aku di colonoscopy aku membawa hasilnya ke dokter internis dan saat itu juga dokter mengatakan kalau aku harus menjalani operasi besar lagi yaitu pemotongan dua pertiga dari usus besarku, sementara hari itu adalah baru genap dua bulan pasca operasi paru-paruku.

Saat berada di ruang dokter aku tegar dan mengiyakan semua anjuran dokter, tapi setelah pulang aku shock yang amat sangat karena mengira sudah terbebas dari penyakit kanker paru eeee... ternyata aku masih harus berjuang untuk menghadapi operasi lagi yang kurang lebih akan memakan waktu 4-5 jam.

Aku sempat menolak untuk dioperasi karena terus terang aku sangat takut, tetapi sakit perut yang aku rasakan mengalahkan rasa takutku sehingga aku pasrah. Apalagi menurut hasil CT Scan kanker ususku sudah menyebar ke ginjal dan otot tulang belakang. Yang dikuatirkan oleh tim dokter adalah jika ginjalku juga harus dibuang satu apabila kankernya telah berakar di dalam ginjalku. Bersyukur sekali ternyata kanker yang ada di ginjalku hanya menempel, dan bisa dibuang tanpa memotong satu ginjalku.

Soal penyebaran kanker ususku dokter tidak memberitahuku, hanya istri dan beberapa keluargaku yang diajak rapat untuk menentukan langkah-langkah apa aja yang akan dilakukan oleh tim dokter yang mengoperasiku. Situasi dan kondisi penyebaran kanker ususku memberikan empat kemungkinan operasi. Yang pertama dilakukan pemotongan usus besar sepanjang duapertiga panjang usus terus disambung, dan yang menempel di ginjal serta otot belakang dibuang dengan cara dilepaskan begitu saja. Yang kedua sama dengan yang pertama tapi usus tidak bisa disambung sehingga aku harus memakai kantong yang ditempelkan di perut untuk buang air kecil maupan besar. Yang ketiga sama dengan yang pertama cuma ginjalku dipotong/dibuang satu karena kankernya sudah mengakar dalam. Dan yang keempat dilakukan operasi atau dibuka perutku tetapi karena sudah menyebar kemana-mana maka tidak bisa diadakan tindakan sehingga ditutup kembali dan hanya diobati dengan jalan dikemoterapi saja.

Sekali lagi aku bersyukur bahwa aku dioperasi potong usus besar dan bisa disambung kembali tanpa memakai kantong. Lamanya aku dioperasi usus sama dengan saat operasi paru yaitu sepuluh hari aku berada di rumah sakit Mitra Internasional Jatinegara.

Pasca operasi usus baru aku merasakan sakit yang luar biasa karena bekas operasi paru yang belum sembuh ditambah dengan luka baru akibat operasi usus. Sampai-sampai aku gak kuat menahan rasa sakit itu yang datang hampir tiap malam menjelang tidur, dan tiap mau tidur malam aku berdoa (karena gak kuat menahan sakit) untuk diambil saja nyawaku, aku sudah pasrah dan siap. Tapi istriku memberi aku keyakinan untuk bangkit dan melawan rasa sakit itu mengingat aku masih punya anak dua yang belum mentas/mandiri (masih butuh bimbingan).

Kemudian aku mengajukan permohonan kepada Allah untuk diijinkan menjaga dan mendidik anakku sampai dewasa, dan ternyata aku masih diberi kesempatan kedua oleh Allah SWT untuk hidup. Aku bersyukur mempunyai istri dan anak-anak serta keluarga yang memberi dukungan yang sangat besar kepadaku untuk bangkit dan semangat dalam melawan penyakit kanker.

KEMOTERAPI 58 JAM
Satu bulan pasca operasi usus aku mulai dijadwalkan untuk menjalani pengobatan dengan cara kemoterapi yang merupakan momok bagiku, karena selama ini aku sering mendengar tentang efek samping kemoterapi, tetapi aku gak bisa menolak karena penyakit kankerku obatnya hanya dengan dikemoterapi dan radiasi.

Bulan April mulailah aku menjalani kemoterapi yang pertama dilakukan di rumah sakit Mitra Internasional Jatinegara. Pengobatan kemoterapi ternyata sama saja dengan obat-obat lainnya yang dimasukkan lewat infus, cuma campuran obat kemoterapi sangat keras sehingga saat mencampur obat harus di ruangan khusus dan susternya memakai baju khusus juga seperti layaknya pakaian seorang astronot. Karena di badanku ada dua macam kanker yaitu kanker paru dan kanker usus besar maka obat kemoterapi yang dimasukkan ke dalam badanku lewat infus selama 58 (lima puluh delapan) jam. Saat dikemoterapi aku selalu masuk RS Mitra International Jatinegara hari Jumat pagi dan baru pulang ke rumah hari Minggu malam. Aku dijadwalkan kemoterapi selama 6 (enam) kali per dua minggu sekali.

Berat badanku saat mulai sakit sampai dioperasi hilang 20 kg, yang tadinya 70 kg menjadi 50 kg, sampai-sampai aku gak mau ngaca karena kalau ngaca aku makin stress melihat badanku yang sangat kurus.


Cintaku Pada Rokok Berbuah Kanker Paru dan Kanker Usus
Sekarang aku rajin kampanye antirokok. (Foto: Siti Aniroh)

Sepulang dari pengobatan perdana kemoterapi aku tidak merasakan efek samping, tapi dua hari setelah di rumah baru merasakan efek dari obat kemoterapi di mana badanku tiba-tiba lemas dan gak bisa ngapa-ngapain, dan ini datang secara tiba-tiba setelah aku makan pagi.Aku jadi bingung gak tau harus gimana sampai-sampai istriku pulang lebih cepat dari kantornya karena takut juga.

Disini aku mau cerita sedikit tentang pengobatan untuk penyakit kanker yang dinamakan kemoterapi, di mana obat yang dicampurkan itu sangat mahal dan mempunyai efek samping yang sangat ganas, karena semua obat yang dicampurkan itu adalah obat keras. Saat pertama aku dan istriku berbicara dengan dokter tentang program kemoterapi yang harus aku jalani, dokter tersebut menanyakan padaku apa aku siap dengan dananya karena akan sangat besar sekali dana yang dibutuhkan untuk kemoterapi. Aku hanya bilang saya sudah siap moril maupun materiil.

Ternyata di tengah jalan aku gak siap secara moril karena efek samping dari kemoterapi amat sangat tidak enak, macam-macam yang aku rasakan mulai dari mual yang hebat dan diare yang sehari bisa sampai 3-4 kali serta kepala yang amat sangat sakit yang rasa-rasanya mau pecah sampai kepalaku aku ikat dengan kain. Apalagi setelah selesai kemoterapi yang pertama kira-kira satu minggu kemudian aku terserang demam berdarah yang membuatku shock, karena itu akan membuat jadwal kemoterapiku jadi tertunda, karena setiap kali kita akan dikemoterapi kondisi badan harus fit benar. Jadi aku harus menunggu sembuh dulu dari demam berdarah baru bisa dikemoterapi.

Di sinilah ujian mental untuk pasien kanker dengan pengobatan kemoterapi karena efek samping dari obat kemoterapi selalu berubah-ubah sehingga fisik dan mental harus kuat saat menjalani pengobatan kemoterapi.

Banyak penderita kanker yang menjalani kemoterapi berhenti di tengah jalan karena tidak kuat fisik dan juga mental. Di sini dibutuhkan dorongan atau support dari keluarga dan orang-orang terdekat untuk memberi semangat hidup untuk melawan sakit akibat kemoterapi.

Banyak hal yang aku alami saat menjalani proses enam kali pengobatan kemoterapi yaitu perasaan dan kondisi badan yang tidak menentu yang membuat kita menjadi depresi mental dan aku juga sudah mengalami jatuh mental yang sangat dalam sampai-sampai aku sudah mohon untuk berhenti untuk dikemoterapi, tetapi istri dan keluarga besarku memberi semangat untuk melawan dan tetap semangat yang akhirnya aku dapat melalui tahap yang sangat krusial tersebut.

Aku selesai menjalani pengobatan kemoterapi pada bulan Desember 2006 dan sampai sekarang aku tetap melakukan cek up setiap tiga bulan sekali. Alhamdullilah berat badanku sudah kembali seperti semula bahkan sekarang lebih gemuk. Untuk menjaga kondisi aku menghindari daging merah dan hampir tiap hari minum jus buah, buah apa saja, kadang-kadang jus sayuran. Selain itu aku kembali bermain softball karena vitamin paling mujarab buat aku ya lapangan softball, tapi mainnya bersama para pensiunan, yang penting kan olahraga....

Untuk masalah pembiayaan selama sakit antara dioperasi dua kali sampai pengobatan kemoterapi sebanyak enam kali aku kira-kira menghabiskan dana sekitar Rp 400 jutaan.

Dari pengalamanku selama sakit baru aku merasakan kalau SEHAT ITU MAHAL dan semua penderitaan ini akibat dari rokok/nikotin. Jadi kesimpulannya ROKOK ITU TERNYATA GAK ADA BAGUS-BAGUSNYA selain membuat si perokok menjadi sakit yang ujungnya mengakibatkan penyakit nomer dua yang mematikan setelah penyakit jantung, yaitu penyakit kanker paru.

Jadi dengan tulisan ini aku menghimbau pada semua yang kebetulan membaca untuk berhenti merokok karena akibat dari merokok sudah jelas. Dan untuk para penderita kanker (apa aja) yg penting harus semangat dan punya kemauan hidup besar, jangan menyerah n putus asa, juga jangan lupa berdoa karena Tuhan tidak akan memberikan cobaan pada umat-Nya di luar kemampuan kita.

Salam,
Albert Charles Sompie (Berthie Sompie)
Survivor kanker paru dan kanker usus besar
Telp. Rumah: (021) 424 7010 - 425 7052
HP: 0812 826 0749

Sumber :
Albert Charles Sompie
http://rumahkanker.com/content/view/62/96/1/2/

Sumber Gambar :
http://wellness.appstate.edu/images/filecabinet/folder1/smoking_cancers.jpg

ROKOK ITU NARKOBA !


Rokok adalah pintu gerbang bagi narkoba. Lebih spesifik lagi, rokok itu sendiri sebenarnya termasuk ke dalam definisi narkoba. Ya, di tengah maraknya kampanye anti-narkoba di masyarakat, ternyata tidak banyak yang menyadari hal ini. Merokok kini tidak lagi merupakan masalah kesehatan melulu, tetapi sudah memiliki kompleksitas tersendiri.

Di dalam pengertian Narkoba termuat 3 kelompok zat aktif yaitu Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Rokok bersama dengan alkohol termasuk ke dalam kelompok yang terakhir. Nikotin yang merupakan salah satu komponen dari rokok merupakan zat psikotropika stimulan. Jadi sesungguhnya rokok itu adalah narkoba juga. Oleh karena itu, rokok pun memiliki sifat-sifat utama layaknya narkoba lain yaitu habituasi, adiksi dan toleransi. Habituasi adalah suatu perasaan rindu, terus menerus melintas di pikiran untuk menggunaan zat, sehingga seseorang akan terus berkeinginan menggunakan zat tersebut saat berkumpul dengan sesama teman pemakai. Sedangkan adiksi merupakan dorongan kompulsif untuk menggunakan suatu zat diserta tanda-tanda ketergantungan.

Ketergantungan itu sendiri dapat berupa ketergantungan psikis (psychological dependence) maupun ketergantungan fisiologis (physiological dependence). Ketergantungan psikis merupakan kompulsi penggunaan zat untuk memenuhi kebutuhan psikologis, seperti untuk menghadapi stress. Sedangkan ketergantungan fisiologis berarti proses perubahan fungsional tubuh sedemikian rupa dikarenakan paparan rutin terhadap zat. Toleransi adalah contoh bentuk ketergantungan fisiologis, yaitu seiring bertambahnya waktu penggunaan maka pemakaian zat berikutnya diperlukan dosis yang lebih besar dari sebelumnya untuk mencapai efek kenikmatan yang sama. Toleransi inilah yang akan membuat seorang perokok, dan pemakai narkoba lainnya, terus menambah jumlah batang rokok yang dihisapnya dari waktu ke waktu.

Rokok merupakan narkoba termurah dan dijual bebas. Dengan selembar uang Rp 1.000,00 seseorang sudah mampu mendapatkan sebatang rokok yang mengandung 4.000 macam zat kimia. Tidak ada satupun produk farmasi yang berisikan 4.000 macam zat kimia dapat dibeli dengan harga sedemikian murah. Oleh karena itu, siapapun mudah memperoleh sebatang rokok, dari mereka yang usia tua maupun anak sekolah dasar. Selain itu rokok juga memberikan kenikmatan, walaupun sementara, dan hal ini lah yang menjadi magnet bagi pribadi-pribadi labil yang tidak puas akan kenyataan hidup ini atau bagi para remaja sebagai teman setia saat kumpul-kumpul.

Jadi tidak perlu heran jika merokok telah menjadi kebiasaan buruk yang popular di masyarakat. Berdasarkan laporan Breslau dkk (2001), 1 dari 4 orang dewasa di Amerika Serikat memiliki ketergantungan terhadap nikotin, walaupun belakangan ini popularitas merokok di kalangan remaja Negeri Paman Sam terus melorot. Penduduk Indonesia sendiri merupakan salah satu konsumen rokok terbesar di dunia, serta memiliki produksi rokok yang tidak kalah besarnya pula. Fakta ini membuat berbagai perusahaan rokok asing, seperti Philip Morris, berebut pangsa pasar di negeri ini.

Dan akhirnya seiring impor rokok dan investasi dari negara maju yang semakin masif, penyakit-penyakit terkait dengan rokok juga diimpor. Penyakit kardiovaskular dan kanker (terutama kanker paru) sekarang ini menduduki tangga teratas penyebab kematian di Indonesia, menggeser berbagai penyakit infeksi.

Ada beberapa tahapan yang dialami seorang perokok hingga menjadi tahap ketergantungan. Tahap pertama adalah eksperimental atau coba-coba. Mereka mulai menghirup rokok untuk mencari ketenangan, energi lebih dan pelarian dari stress sehari-hari. Pada tahap ini seorang perokok merasa yakin masih dapat mengontrol kebiasaannya untuk merokok.

Pada tahap selanjutnya, yaitu penggunaan rutin, perokok mulai dikendalikan oleh efek dasyat nikotin. Pada tahap ini penyangkalan memainkan peranan penting. Perokok akan menyangkal bahwa ia tidak dapat mengendalikan lagi kebiasaannya merokok, menyangkal bahwa kebiasaannya itu dapat menimbulkan berbagai penyakit fatal. Sebenarnya ia mengetahui bahaya-bahaya merokok, tetapi kenikmatan semu tersebut telah terlanjur menutupi kecemasan dan akal sehatnya. Dengan penyangkalan ini, maka tidak heran kampanye anti-rokok yang mengusung berbagai bahaya merokok bagi kesehatan menjadi mentah.

Tahapan terakhir adalah ketergantungan, di mana rokok sudah menjadi sahabat setia perokok setiap waktu, dan tanpanya, perokok akan mengeluh berbagai macam kesengsaraan dari mulut pahit hingga demam. Dan selanjutnya, ia pun akan merokok lagi, bukan sekedar mencari kenikmatan seperti tahapan awal melainkan untuk menghindarkan diri dari kesakitan withdrawal.

Menilik bahwa rokok berawal dari coba-coba, rasa ingin tahu maupun rasa setia kawan, maka tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa pribadi perokok adalah rentan juga terhadap narkoba lainnya. Rokok adalah pintu gerbang kepada narkoba lainnya. Kematian dikarenakan penyakit-penyakit terkait rokok adalah lebih besar daripada kematian karena narkoba jenis lainnya. Biaya negara untuk merawat penduduknya yang menderita penyakit-penyakit terkait dengan rokok juga lebih besar dibandingkan pendapatan dari pajak rokok.

Celakanya rokok adalah satu-satunya narkoba yang dapat menyerang orang yang tidak turut menggunakannya. Beberapa penelitian telah menyebutkan bahwa perokok pasif memiliki resiko yang kurang lebih sama dengan perokok aktif untuk menderita penyakit jantung koroner, saluran napas, katarak dan bahkan kanker paru. Sehingga tidak disangsikan bahwa rokok lebih berbahaya dibandingkan narkoba jenis lainnya.

Merokok bukanlah sekedar permasalahan kesehatan, tetapi melibatkan pula segi politik, bisnis, sosial-pergaulan, psikologis maupun kemiskinan. Walaupun telah diketahui resiko dari rokok sedemikian besar, adalah mustahil untuk melarang pabrik rokok untuk beroperasi. Industri rokok adalah tempat perputaran uang yang hebat berupa lapangan kerja serta penyumbang pajak terbesar bagi negara. Beberapa orang terkaya di negeri ini berasal dari industri rokok. Rokok sudah lama menjadi sponsor utama berbagai program olahraga, terutama sepak bola yang sangat popular di masyarakat. Iklan rokok selalu menampilkan sosok pria yang maskulin dan jiwa petualang sehingga mampu merebut hati para remaja yang memang masa penuh mimpi untuk menjadi idola. Dengan demikian, apalah artinya himbauan kecil bahaya merokok bagi kesehatan yang tertera di bungkus rokok dibandingkan iklan rokok yang begitu megah. Hal inilah yang menjadikan rokok sebagai salah satu narkoba yang ‘dilegalkan’. Bahkan selama ini ketika kasus narkoba terus bergejolak, rokok selalu terabaikan sebagai akar masalah narkoba. Bagaimana mungkin kita hendak melenyapkan ilalang tanpa mencabut akarnya?

Walaupun rokok dibentengi dengan kokoh oleh unsur politik dan bisnis, bukan berarti upaya memerangi rokok harus terhenti di tengah jalan. Upaya kampanye anti-rokok harus terus menerus digalakkan, namun dengan berbagai pendekatan lain. Selama ini pendekatan dengan mengedepankan berbagai ancaman kesehatan sudah banyak dipakai, dan biasanya kurang efektif. Tentu saja jarang seorang perokok berhenti merokok dikarenakan ketakutannya akan berbagai penyakit tersebut kecuali jika ia memang telah menderitanya. Yang terjadi adalah kenikmatan sementara dari asap rokok yang mengebul telah membuat diri perokok tenang, tidak mencemaskan apapun, hidup menjadi nikmat serta mengaburkan kekhawatiran akan masa depannya.

Pendekatan yang mungkin lebih efektif adalah dengan menekankan betapa penting untuk menghentikan merokok demi menyelamatkan orang-orang yang disayangi seperti istri atau anak perokok dari bahaya sebagai perokok pasif. Selain itu saat ini telah tersedia obat-obat pengganti nikotin seperti varenicline, hal ini mungkin menjanjikan, tetapi bisa juga hanya sekedar pergeseran dari satu bentuk ketergantungan kepada ketergantungan lainnya. Belum lagi masalah biaya yang pastinya mahal karena produksi obat ini masih dipegang swasta.

Larangan merokok di tempat umum seperti yangt tertuang pada Peraturan Daerah (Perda) No 2 Tahun 2005 tentang Penanggulangan Pencemaran Udara (PPU) di DKI Jakarta sebenarnya adalah upaya positif, namun sayangnya kenyataan di lapangan tidak berjalan sebagaimana semestinya. Permasalahan rokok harus terus ditangani serius oleh berbagai pihak, dalam skala makro maupun mikro, seserius dengan slogan-slogan anti-narkoba yang kerap kita dengar dan lihat.

Sumber:
Leonardo Paskah S (Majalah Dokter Kita, Edisi Februari 2008)

http://www.wikimu.com/News/Print.aspx?id=6332

Sumber Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipI7KK3hqjd6YXOtXmLvgUnJfZS4Iix_NKlxHpZz6EkZJiqhgYTco6vjUeywH5F5icHbpd1TM4CSEN1dzeLw_eM-Bwb2H8NSq_-ImVAc-M_HOUYBcZd1xfK43SdXD2J3S15sv52VOleIdC/s400/KAMPANYE+ANTI+ROKOK.jpg

INDONESIA SURGA BAGI INDUSTRI ROKOK


TIADANYA komitmen pemerintah Indonesia terhadap kesehatan masyarakat makin tercermin dengan dihapuskannya batas tar dan nikotin dalam revisi peraturan pemerintah No. 18 tahun 1999 tentang pengamanan rokok bagi kesehatan. Padahal, asap rokok secara ilmiah sudah terbukti menyebabkan setidaknya 25 jenis penyakit. Artinya, saat berbagai negara -- termasuk negara berkembang -- memperketat peraturan soal rokok untuk melindungi kesehatan rakyatnya, namun Indonesia justru menjadi surga bagi industri rokok.

Menurut Dr. Fernando Antezana, jika aksi-aksi yang keras tidak segera diambil, epidemi tembakau akan menyebabkan kematian dini sekira 250 juta anak dan remaja yang hidup saat ini. Sementara itu, Kepala Perwakilan WHO di Indonesia George Petersen mengungkapkan saat ini sekira empat juta orang mati tiap tahun karena rokok.

Walaupun bukti-bukti pengaruh dan kerugian akibat merokok itu begitu mengerikan, kelihatannya penanggulangan masalah merokok hingga saat ini masih belum didukung kemauan politik (political will) serius pemerintah. Buktinya, keselamatan dan kenyamanan bagi orang yang tidak merokok di tempat-tempat umum masih diabaikan. Lalu, di mana perlindungan atas hak kesehatan orang yang tidak merokok? Dan, lebih jauh di antara kita pun, walau telah mengetahui bahaya dari rokok, kita tetap merokok. Sungguh, bukankah ini tidak bijak terhadap dirinya sendiri?

Wahai perokok...! Bukankah seseorang akan senantiasa mencintai apa yang dicintai oleh kekasih-Nya (lebih-lebih, bila kita ingin dicintai-Nya), maka kita pun akan membenci yang dibenci-Nya. Allah SWT tidak menyukai asap rokok, lantaran ia adalah khabaits sesuatu yang buruk. Allah berfirman, "Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang 'khabaits' (yang buruk)" (QS. Al-A'raf: 157).

Bahan kimia

Kalau kita sadar, satu batang rokok yang hanya seukuran pensil sepuluh sentimeter itu, ternyata ibarat sebuah pabrik berjalan yang menghasilkan bahan kimia berbahaya. Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan sekira 4 ribu bahan kimia. Menurut Dr. R.A. Nainggolan (1998), terdapat beberapa bahan kimia yang ada dalam rokok. Di antaranya, acrolein, merupakan zat cair yang tidak berwarna, seperti aldehyde. Zat ini sedikit banyaknya mengandung kadar alkohol. Artinya, acrolein ini adalah alkohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan.

Karbon monoxida, sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Zat ini sangat beracun. Jika zat ini terbawa dalam hemoglobin, akan mengganggu kondisi oksigen dalam darah.

Nikotin, adalah cairan berminyak yang tidak berwarna dan dapat membuat rasa perih yang sangat. Nikotin ini menghalangi kontraksi rasa lapar. Itu sebabnya seseorang bisa merasakan tidak lapar karena merokok.

Ammonia, merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga kalau disuntikkan (baca: masuk) sedikit pun kepada peredaraan darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.

Formic acid, sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut.

Hydrogen cyanide, sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

Nitrous oxide, sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah jenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh para dokter.

Formaldehyde, sejenis gas tidak berwarna dengan bau yang tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme-organisme hidup.

Phenol, merupakan campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan, karena phenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.

Acetol, adalah hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol. Hydrogen sulfide, sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen).

Pyridine, sejenis cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. Methyl chloride, adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hidrogen dan karbon merupakan unsurnya yang terutama. Zat ini adalah merupakan compound organis yang dapat beracun.

Methanol, sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian. Dan tar, sejenis cairan kental berwarna cokelat tua atau hitam. Tar terdapat dalam rokok yang terdiri dari ratusan bahan kimia yang menyebabkan kanker pada hewan. Bilamana zat tersebut diisap waktu merokok akan mengakibatkan kanker paru-paru.

Bahayakan tubuh

Melihat dari kandungan bahan-bahan kimia yang terdapat dalam rokok tersebut, kita tidak akan menyangsikan lagi kalau rokok itu merupakan sumber bencana dan perusak tubuh bagi yang mengisapnya. Salah satu proses yang memang belum berdampak pada penampilan fisik perokok adalah gangguan pada sistem sirkulasi darah, yang akhirnya memicu penyakit jantung. Kami menggolongkan mereka sebagai 'perokok sehat,' kata Dr. Johannes Czenin (baca: SHAR'niin), Rektor kepala pada Departemen Molekular dan Farmakologi UCLA. Lebih lanjut dikemukakan, walau belum ada indikasi jantung koroner, toh ada abnormalitas yang kami sebut vosomotion, atau perubahan pada aliran darah.

Sementara itu, berdasarkan laporan Badan Lingkungan Hidup Amerika (EPA - Environmental Protection Agency) mencatat tidak kurang dari 300 ribu anak-anak berusia 1 hingga 1,5 tahun menderita bronchitis dan pneumonia, karena turut mengisap asap rokok yang diembuskan orang di sekitarnya terutama ayah-ibunya.

Selain anak-anak, kecenderungan peningkatan jumlah korban asap rokok juga terlihat pada kaum wanita. Nasib kaum ibu bersuamikan perokok agaknya tak berbeda jauh dengan anak-anak yang memiliki keluarga perokok. Penelitian yang dilakukan EPA menghasilkan kesimpulan bahwa dari 30 wanita, 24 di antaranya berisiko tinggi terserang kanker paru-paru bila suaminya perokok.

Di bagian lain, menurut para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas New York, wanita yang merokok lebih dari 10 batang per hari memiliki peluang memasuki monopause dini 40 persen lebih besar ketimbang para wanita yang tidak merokok. Dalam studi itu, para peneliti mengamati 4.694 wanita selama lebih dari lima tahun. Ternyata, wanita perokok rata-rata memasuki masa monopause lebih cepat 9 bulan ketimbang wanita yang tidak merokok.

Setelah kita mengetahui kandungan bahan-bahan kimia berbahaya dalam rokok dan akibatnya bagi kesehatan manusia, maka alangkah bodohnya manusia yang masih merokok dan tidak ada niatan untuk berhenti merokok. Buat apa kita dilengkapi akal dan pikiran kalau diri kita tidak dapat memilah-milah mana yang baik dan tidak baik dari sesuatu barang yang akan kita konsumsi?

Berhenti merokok

Kurt Salzer (1950:59), dalam Thrirteen Ways to Break the Smoking Habit, mengemukakan, ada 13 metode berhenti merokok. (1) Menyadari apa sebabnya Anda merokok. (2) Langsung berhenti merokok. (3) Jangan merokok waktu melakukan sesuatu atau sewaktu mengemudikan kendaraan. (4) Katakan kepada diri, "Saya tidak akan merokok hari ini". (5) Tentukan suatu hari untuk berhenti merokok. (6) Katakan, "ya" bagi kesehatan Anda, dan katakan "tidak" untuk penyakit. (7) Merokok mengurangi kecantikan Anda. Oleh karena itu, katakan "ya" untuk kecantikan muka Anda dan "tidak" atas kerusakan kecantikan karena rokok. (8) Adalah watak orang-orang muda, bahwa walaupun ada sifat menentang ibu-bapak atau guru, namun mencoba meniru mereka. Bapak atau guru yang melarang anak-anak merokok, tetapi mereka sendiri merokok, akan diikuti anak-anak jadi perokok. Oleh karena itu, Anda perlu menyadari pengaruh Anda sebagai orang tua atau guru, kalau Anda masih tetap merokok. (9) Pernahkah Anda membakar uang lembaran seribu rupiah? Anda, dengan merokok telah membuatnya. (10) Seseorang perokok telah terbiasa dengan bau rokok yang sangat tajam. Organismenya telah terbiasa dengan kadar nikotin tertentu. Gantinya memarahi seorang anak yang merokok, dipaksa merokok sampai dia merasa sakit. Akibatnya, kapan saja anak itu mencium bau rokok, dia merasa sakit. (11) Tersedak atau ketegukan akan berhenti dengan memperhatikan diafragma Anda, bagaimana diafragma itu mengembang dan mengempis. Amati diri Anda, kalau Anda sedang ingin merokok. Keinginan itu datang dari luar. Lalu tutup mata Anda dan pikirkan mengalahkan pengaruh luar tersebut. (12) Dalam pertentangan antara kuasa kemauan dan kuasa imajinasi, maka kuasa imajinasi itu akan menang. Bayangkanlah Anda tidak akan merokok lagi, maka Anda akan berhasil. (13) Agar metode imajinasi itu berhasil, jangan bimbang. Dengan santai katakanlah kepada diri, "Saya tahu bahwa saya tidak akan merokok lagi". Oleh karena itu, Anda tidak akan merokok lagi.

Selamat berhenti merokok. Masihkah Anda ragu terhadap bahaya dari rokok? Bila ya, berarti Anda benar-benar telah tertipu dan siap-siap dibunuh oleh rokok! Atau jangan-jangan Anda telah terlena sebab Indonesia benar-benar sudah menjadi surga bagi industri rokok. Wallahu a'lam.***


Sumber:
Arda Dinata, AMKL.Staf Loka Litbang Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Ciamis, Balitbang Kesehatan Depkes RI. (Pikiran Rakyat)
http://www.litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/rokok-arda.htm

Sumber Gambar :
http://most-expensive.net/wp-content/uploads/2007/03/luckystrike.jpg